“Hal itu perlu dilakukan, sebab kondisi lansia saat ini bukan tanpa masalah dan tantangan. Berbagai permasalahan, terutama yang terkait dengan aspek kesehatan dan ekonomi yang akan berdampak pada kualitasnya sebagai SDM pembangunan. Dengan demikian, lansia dapat menjadi salah satu kelompok rentan yang harus menjadi perhatian dari banyak pihak,” kata Kaper BKkBN Kalbar, Tenny C Soriton di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan, program pembangunan keluarga yang dilakukan oleh BKKBN adalah melalui pendekatan siklus hidup. Program ini merupakan kesatuan yang utuh dalam satu keluarga yang berkesinambungan sesuai penerapan dari delapan fungsi keluarga.
“Dan perlu diingat delapan fungsi keluarga itu adalah fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, sosial dan pendidikan, ekonomi dan fungsi lingkungan, yang harus terus diterapkan disetiap keluarga,” katanya.
Maka dari itu ujar Tenny lagi, untuk menciptakan keluarga yang berketahanan, maka anggota dalam keluarga tersebut harus menerapkan delapan fungsi keluarga tersebut, kemudian kedua, keluarga harus menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter, karakter itu sendiri tidak muncul dengan sendirinya dan bukan hanya ketika memasuki usia dewasa atau usia lansia tapi sudah terbentuk sejak dalam kandungan.
“Peran BKKBN di sini, yaitu melaksanakan program Pembangunan Keluarga Lansia dan Rentan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan keluarga lansia melalui pendekatan yang bermartabat dalam mewujudkan ketahanan keluarga,” katanya.
Ia menambahkan, salah satu dari tujuan ini adalah untuk meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi program kelanjutan usia antara instansi terkait dengan peserta OPD KB kabupaten/kota, Dinas Kesehatan Kalbar, Dinas Sosial Provinsi Kalbar, PKB/PLKB dan Kader Bina Keluarga Lansia (BKL) yang ada di Kalbar ini.
