Ekonomi

BPS Kalbar : Rantai distribusi panjang picu kenaikan harga cabai dan bawang merah


Pontianak (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat berdasarkan hasil survei pola distribusi bahwa rantai distribusi cabai dan bawang merupakan yang terpanjang di Kalbar sehingga mempengaruhi harga.

“Semakin pendek jalur distribusi yang ditempuh maka perubahan harga di tingkat konsumen akhir semakin kecil. Sebaliknya panjang jalur distribusi mempengaruhi harga sehingga lebih tinggi seperti yang terjadi di komoditas cabai merah dan bawang. Aturan ini berlaku di Kalbar,” ujar Kepala BPS Kalbar, Moh Wahyu Yulianto di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan untuk rantai cabai merah di Kalbar yakni dari petani – pedagang pengepul – pedagang eceran – konsumen akhir. Survei Poldis 2020 menunjukkan bahwa persentase Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) komoditas cabai merah di Kalbar Tahun 2019 sebesar 47,90 persen. Hal tersebut berarti bahwa kenaikan harga cabai merah dari tingkat petani sampai ke konsumen akhir sebesar 47,90 persen atau turun 10 poin dibanding MPP tahun 2018 yang sebesar 57,90.

Sedangkan untuk distribusi perdagangan komoditas bawang merah dari produsen sampai ke konsumen di Kalbar pada tahun 2019 melibatkan beberapa pelaku usaha yaitu pedagang pengepul distributor, agen, pedang grosir, pedagang eceran, dan importir. Sementara pasokan bawang merah disuplai dari JawaTengah, Jawa Timur dan Malaysia. Namun demikian pola utama jalur distribusi bawang merah diperankan oleh agen dan pedagang eceran sebagai pelaku usaha dan suplai disediakan oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Secara umum pola utama distribusi perdagangan bawang merah dan ayam ras di Kalbar tahun 2019 terputus satu rantai distribusi dibandingkan pola tahun sebelumnya sedangkan beras dan cabe merah sama seperti pola tahun sebelumnya,” kata dia.

Terkait survei pola distribusi perdagangan beberapa komoditas (Poldis) 2020, ia menjelaskan bahwa survei yang bertujuan untuk mendapatkan pola distribusi perdagangan serta margin perdagangan dan pengangkutan mulai dari produsen sampai dengan konsumen akhir. Data yang dikumpulkan merupakan data tahun 2019.

Secara nasional survei tersebut mencakup seluruh provinsi yang tersebar di 34 provinsi dan 343 kabupaten atu kota. Sebanyak 10 kabupaten atau kota terpilih sebagai sampel survei Poldis 2020 mewakili Kalbar yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, Mempawah, Sanggau, Ketapang, Sintang, Kuburaya, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang.

Komoditas strategis dalam survei Poldis dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut yakni komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, komoditas yang memiliki peran besar dalam pembentukan inflasi, komoditas yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Komoditas yang terpilih adalah beras, cabai merah, bawang merah dan daging ayam ras.

 





Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas