Traveling

Ini harapan warga Tionghoa di tahun Shio “Kerbau Emas”


Pontianak (ANTARA) – Sejumlah warga Tionghoa Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat mengharapkan perekonomian di tahun Shio Kerbau Emas akan lebih baik dari tahun sebelumnya, yakni tahun Shio Tikus.

“Tahun Shio Kerbau Emas menurut kepercayaan warga Tionghoa artinya akan lebih rajin berusaha atau tidak

seperti tahun sebelumnya, yaitu Shio Tikus, karena dipercaya sedikit nakal, kalau kerbau tidak, lagi pula kerbau itu kuat,” kata Tjong Sunardi salah seorang warga Tionghoa seusai melaksanakan Sembahyang menyambut malam Imlek di Kelenteng Paticca Samuppada Pontianak, Kamis malam.

Sehingga dia dan sebagian besar warga Tionghoa Pontianak berharap dengan Shio Kerbau Emas, maka perekonomian Kalbar dan Indonesia umumnya akan semakin lebih baik lagi.

“Selain itu, dengan perayaan Imlek ini kami juga berdoa dan berharap pandemi COVID-19 bisa secepatnya bisa diatasi,” ujarnya.

Dia menambahkan, sektor ekonomi saat ini masih sangat terdampak dan belum bisa apa-apa, sehingga yang terpenting pandemi COVID-19 hilang dulu. “Karena Kalau yang lain bagus COVID-19 belum bisa diatasi, maka akan percuma saja,” katanya.

Hal senada juga dikatakan oleh Desi. Dia juga berharap pada tahun Shio Kerbau Emas, maka bisa membawa keberuntungan bagi semua masyarakat, dan pandemi COVID-19, bisa segera berakhir.

“Semoga dengan perayaan Imlek, maka ekonomi masyarakat bisa bergerak dan tumbuh lagi, karena dampak pandemi COVID-19 sangat besar sekali bagi semua lapisan masyarakat saat ini,” katanya.

Sementara itu, Pengurus Kelenteng Paticca Samuppada Herison Herman mengatakan, pihaknya mengikuti dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) saat pelaksanaan ibadah dalam menyambut perayaan malam Tahun Baru Imlek 2572 di Pontianak.

Dia menjelaskan sejak beberapa hari lalu menjelang Imlek, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan, mulai dari membersihkan Kelenteng, mengelap, mencuci semuanya yang perlu dicuci.

Ia mengatakan perayaan Imlek tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena masih dalam masa pandemi COVID-19.

“Jadi orang yang datang Sembahyang juga harus bergantian, dan begitu selesai Sembahyang langsung pulang, baru yang lain boleh masuk,” ujarnya.

Dalam menerapkan protokol kesehatan, pihaknya juga telah menyediakan tempat untuk cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, wajib memakai masker dan jaga jarak.

Di tahun Kerbau Emas ini, ia berharap pandemi COVID-19 segera berakhir di akhir tahun nanti. “Saya berharap di tahun Kerbau Emas ini, penyakit ini sudah tidak ada lagi di akhir tahun nanti,” ujarnya.

Kelenteng Pattica Samuppada ini merupakan Kelenteng tertua di Kalimantan Barat. “Kelenteng ini sudah berdiri sejak sekitar 400 tahun lalu. Saya sendiri di sini sudah sejak tahun 1978. Dulu di sini itu masih hutan sekarang malah posisinya sudah di tengah Kota Pontianak,” kata Herison.

Sementara itu, dari pantauan di lapangan sejumlah personel polisi tampak berjaga-jaga di persimpangan menuju Jalan Gajah Mada yang merupakan kawasan pecinaan Kota Pontianak, dan hingga saat ini arus lalu lintas tampak ramai dan lancar. 

 





Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas