Traveling

Inilah pemenang penulisan Balai Bahasa Kalbar


Pontianak (ANTARA) – Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat  mengumumkan nama pemenang lomba Pelestarian Bahasa Daerah Berbasis Blog 2020 yang menggali kosakata lokal dalam kegiatan sehari-hari.

“Selama lomba ini, kita menerima 17 naskah untuk diikutsertakan dalam penilaian oleh tim juri dimana subtema dari tulisan peserta sangat beragam dan menggambarkan khazanah budaya lokal di Kalimantan Barat. Setiap tulisan peserta memiliki kekuatan dan keunikan masing-masing. Ini cukup menyulitkan tim juri untuk memilih tulisan terbaik di antara karya peserta,” kata Suharyanto,  Kepala Balai Bahasa Kalimantan Barat yang juga Ketua Tim Juri Penulisan Pelestarian Bahasa Daerah Berbasis Blog 2020 di Pontianak, Kamis.

 

Namun, lanjutnya, selayaknya sebuah kompetisi atau sayembara, juri harus memilih dan memutuskan para pemenang. Itu tentu saja setelah melalui pertimbangan matang dan berdasarkan kriteria penilaian serta persyaratan lomba.

Sayembara ini menitikberatkan kepada penggunaan kosakata lokal yang belum ada padanannya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dengan harapan, Kalimantan Barat bisa menyumbang atau berkontribusi dalam memperkaya kosakata Bahasa Indonesia. Karena itu, penggunaan kosakata lokal yang belum ada padanannya dalam KBBI  mendapat porsi penilaian tertinggi di antara kriteria lain.

“Kami menyadari penggunaan kosakata tersebut tidak mudah sehingga beberapa peserta sulit memenuhi kriteria tersebut. Penggunaan kosakata itu tentu saja tidak  sekadar formalitas atau hanya memenuhi persyaratan lomba, tetapi harus dinarasikan sehingga menjadi rangkaian cerita,” katanya. 

Kaidah bahasa, kualitas foto, dan sudut pandang tulisan hingga pemilihan subtema juga menjadi dasar penilaian tim juri. Penilaian secara utuh dan menyeluruh tersebut untuk memastikan bahwa tulisan benar-benar layak dan enak untuk dibaca khalayak.

Karena berbasis blog, karya yang dinilai tim juri ialah naskah yang tertera atau dipublikasi para peserta di blog masing-masing. “Kami mendapati, ada beberapa peserta tidak memuat utuh tulisan mereka, sebagaimana yang dipersyaratkan dalam sayembara,” tuturnya.

Para peserta tersebut, di antaranya tidak mencantumkan daftar atau senarai kosakata lokal beserta artinya dalam bahasa Indonesia pada naskah di blog. Walaupun, teknis dan penyajiannya cukup bagus, tulisan itu kalah bersaing karena tidak mencantumkan senarai tersebut pada blognya.

“Kami memilih blog sebagai wadah penulisan pada sayembara kali ini karena ingin lebih memperluas sosialisasi mengenai pelestarian bahasa daerah di Kalimantan Barat. Kami ingin memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini untuk meningkatkan kepedulian publik terhadap pelestarian bahasa ibu,” kata Suharyanto.

Adapun enam peserta yang terpilih sebagai pemenang sayembara, antara lain, pemenang I Donatus Budiono dengan judul tulisan “Notokng” Ritual Bersyukur Usai Panen Padi.

Pemenang II Dwi Septian Alhinduan dengan judul tulisan Seni Arsitektur Rumah Melayu, Tradisi Pindah Rumah, dan Upacara Adat Pernikahan Melayu Pontianak.

 Pemenang III Elsa Suryani dengan judul tulisan Kentalnya Budaya Gotong Royong dalam Tradisi Pernikahan Masyarakat Melayu Sambas. 

Pemenang IV Arpian Wahyudi dengan judul tulisan Istilah-Istilah Ritual Adat Pernikahan Melayu Sekadau.

Pemenang V Issoykhum Supratmi dengan judul tulisan Seluk-Beluk Menugal di Muh Suku Dayak Kualan. Pemenang VI Bastian Arisandi dengan judul tulisan Bejontakng.

 





Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas