Traveling

Permintaan ramuan herbal serbuk biji salak Boyolali meningkat


Boyolali (ANTARA) – Usaha ramuan herbal dengan bahan biji buah salah yang diproduksi menjadi serbuk berkasiat di Dukuh Gunungwijil, Desa Dukuh, Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, menerima permintaan meningkat walau pun masa pendemi COVID-19

Seorang usaha ramuan herbal serbuk biji salak, Putut Tetuko, di Ampel Boyolali, Kamis, mengatakan, sejak pandemi COVID-19, banyak masyarakat mencari ramuan herbal seperti empon-empon yang diyakini mampu meningkatkan ketahanan tubuh manusia untuk menjaga kesehatan.

Menurut Putut Tetuko minuman rempah atau empon-empon seperti jahe, temulawak, kencur dan lainnya populer saat pandemi COVID-19 untuk meningkatkan imun tubuh.

Baca juga: Atasi mual hingga nyeri sendi, ibu hamil bisa konsumsi bahan herbal

Baca juga: Waktu terbaik minum jamu pada masa new normal

Bahkan, dirinya yang membuat ramuan biji salak yang diproses menjadi serbuk diyakini masyarakat kaya akan manfaat, bisa mengobati segala jenis penyakit dan menjaga ketahanan tubuh.

Menurut dia,produksi serbuk biji salak terus meningkat pada 2020 hingga sekarang rata-rata hingga mencapai 2 ton per bulan. Padahal, awal produksi serbu biji salak hanya puluhan kilogram, tetapi masa pandemi hingga mencapai 2 ton per bulan.

Putut menjelaskan ide tersebut berawal dari kebutuhan pribadi ibunya saat menderita penyakit diabetes melitus, dan rajin mengkonsumsi serbuk biji salak tersebut hingga berhasil sembuh. Dari pengalaman tersebut muncul ide untuk memproduksi serbuk biji salak untuk dipasarkan hingga sekarang.

Baca juga: Budi daya cacing yang menjanjikan

Baca juga: Jamu Indonesia bersiap uji klinis untuk pasien COVID-19

Menurut Putut, ibunya yang menderita penyakit diabetes alhamdulilah bisa sembuh. Serbuk biji salak ini, juga diyakini berkhasiat untuk penyakit hipertensi, kolesterol, asam lambung, menjaga daya tahan, dan imunitas tubuh di masa pandemi COVID-19.

Proses pembuatannya cukup mudah. Setelah bahan baku biji salak didapat maka akan dibersihkan kemudian dipotong-potong kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Setelah biji salak kering proses selanjutnya disangrai dan digiling dan dilanjutkan proses pengemasan.

“Harga serbuk bijik salak setiap kemasan isi 250 gram cukup dijual Rp20.000. Bahan baku biji buah salak madu didapat cukup mudah dari daerah Magelang dan Sleman,” kata Putut yang juga seorang anggota TNI berpangkat Serka di Koramil Ampel Kodim 0724/Boyolali.

Dia menyampaikan serbuk biji salak buatannya tersebut yang diberi merk “Serbuk Biji Salah Supadmi” nama ibunya itu, sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia antara lain Pulau Kalimantan, Lampung, Maluku, Bali, dan termasuk wilayah Jawa. Cara pemasaran kebanyakan secara online, tetapi banyak juga penjual yang mengambil produk di rumahnya.

Menurut Agus (47), salah satu pelanggannya asal Solo serbuk biji salak asal Ampel Boyolali memang rasanya lebih enak dibanding kopi biasa. Dirinya setelah mengkonsumsi serbuk biji salak badan terasa lebih segar. Dirinya mengkosumsi ramuan serbuk biji salak ini, untuk menjaga imunitas tubuh pada masa pandemi.

Baca juga: Daniel Johan apresiasi Mentan tetapkan kratom kategori tanaman herbal

Baca juga: LIPI akan uji klinik imunomodulator herbal untuk 90 pasien COVID-19

 





Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas