Ekonomi

Produksi padi Kalbar Januari – September 717. 410 ton GKG


Pontianak (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar memperkirakan bahwa produksi padi di Kalbar pada periode Januari – September 2020 sebanyak  717. 410 ton Gabah Kering Giling (GKG).

“Angka tersebut mengalami kenaikan sekitar 12.517 ton atau 1,78 persen  dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya sebesar 704,90 ribu ton GKG pada periode yang sama,” ujar Kepala BPS Kalbar Moh  Wahyu Yulianto di Pontianak, Rabu.

Sementara itu, untuk potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 diperkirakan juga sebesar 114.930 ton GKG.

“Dengan demikian, total potensi produksi padi di Kalbar  pada 2020 diperkirakan mencapai 832.350 ton GKG atau mengalami penurunan sebesar 15.530 ton GKG atau 1,83 persen dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar 847.880 ton GKG,” jelas dia.

Ia menjelaskan tiga kabupaten dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Sambas dengan produksi 180. 175 ton GKG, Kubu Raya sebesar 110. 924 ton GKG, dan Ketapang sebesar  102 450 ton GKB.

“Sementara itu, tiga kabupaten atau kota dengan potensi produksi terendah adalah Pontianak hanya  759 ton GKG, Melawi sebesar 10.782 ton GKG dan Singkawang sebesar 13.807 GKG,” jelasnya.

Secara umum menurutnya dari data yang ada pada tahun 2020 mayoritas kabupaten atau kota di Kalbar mengalami penurunan produksi padi, di antaranya Sintang, Sanggau, dan Sekadau.

“Hanya ada beberapa kabupaten atau kota yang mengalami peningkatan produksi padi yaitu Kabupaten Sambas, Mempawah, Kayong Utara, Kapuas Hulu, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang. Pandemi COVID-19  satu di antara faktor yang mempengaruhi produksi padi di Kalbar,” jelas dia.

Ia menyebutkan produksi padi 2020 yang ada tersebut mengacu pada luas panen . Luas panen padi di Kalbar  2020 itu sendiri diperkirakan sebesar 279,84 ribu hektare.

“Luas panen padi 2020 menurun sebanyak 10,21 ribu hektare atau 3,52 persen dibandingkan luas panen tahun 2019 yang sebesar 290,05 ribu hectare,”kata dia.

Sejak 2018, BPS telah bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/ BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).

KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk estimasi luas panen padi.

 





Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas