Gaya Hidup

Gemuk Tapi Sehat, Mungkin Enggak Sih?


Memiliki badan yang gemuk memang seringkali identik dengan memiliki berbagai macam penyakit. Meskipun begitu, saat ini istilah ‘gemuk tapi sehat’ sudah sering kita dengar dan baca di mana-mana. Nah, apa yang dimaksud gemuk tapi sehat? Mungkin enggak sih memiliki badan yang gemuk dan tubuh yang sehat?

Orang yang gemuk atau obesitas, namun yakin bahwa dirinya sehat-sehat saja, biasanya hanya berdasarkan pada pemeriksaan umum seperti kolesterol atau gula darah saja. Pada orang dengan kelebihan berat badan, kadar kolesterol dan gula darahnya memang tidak selalu di atas normal. Namun, pemeriksaan kesehatan tersebut bukan indikator kesehatan secara umum.

Mereka seringkali melewatkan tes yang lebih mendalam, seperti mediator inflamasi. Padahal, pemeriksaan mediator inflamasi berguna untuk melihat inflamasi yang terjadi di dalam pembuluh darah. Sel lemak dalam jumlah yang besar biasanya akan melepaskan zat yang dapat merusak pembuluh darah.

Baca juga: 5 Penyebab Obesitas yang Jarang Diketahui

Apa Maksud Istilah Gemuk tapi Sehat?

Joshua Bell, kandidat doktor di University College London juga memastikan bahwa ‘gemuk tapi sehat’ hanyalah sebuah fase dari berbagai masalah kesehatan yang tertunda. Saat ini bisa jadi Kamu yang gemuk merasa sehat-sehat saja. Padahal di dalam tubuh, sedang terjadi proses yang kelak akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Bell menyampaikan salah satu contoh saja. Kelebihan lemak bisa mengacaukan keseimbangan hormon di tubuh. Ini tentu tidak dirasakan secara langsung oleh pemilih tubuh gemuk.

Selain itu, lemak tubuh akan melepaskan berbagai senyawa kimia yang menyebabkan peradangan di sel-sel tubuh. Peradangan tidak hanya terjadi di luar tubuh, mislanya di kulit yang nampak kasat mata. Sel-sel dan organ tubuh pun bisa mengalami peradangan. Peradangan di tingkat sel akan memicu penyakit kronis, misalnya penyakit jantung koroner.

Peradangan juga dapat mengakibatkan resistensi insulin, di mana hormon yang disekresi oleh pankreas untuk mengontrol level gula darah dalam tubuh tidak lagi bekerja dengan semestinya. Resistensi insulin menjadi awal penyakit diabetes melitus tipe 2.

“Ilmu pengetahuan terbaru cukup jelas bahwa kelebihan berat badan dapat membawa risiko kesehatan yang cukup besar, termasuk risiko lebih tinggi untuk serangan jantung dan stroke,” kata Dr. Jorge Plutzky, direktur kardiologi preventif di Rumah Sakit Brigham and Women’s Hospital

Baca juga: Ini Cara Pengobatan Obesitas yang Ampuh

Gemuk Memicu Kematian Dini

Studi terbaru yang dipublikasi di jurnal ilmiah The Lancet juga membuktikan bahwa obesitas adalah sesuatu yang merugikan kesehatan. Dalam penelitian yang meninjau data lebih dari 10 juta orang di 32 negara dalam kurun waktu 45 tahun, terlihat sebanyak 1,6 juta partisipan meninggal dunia.

Dari data ini, peneliti Emanuele Di Angelantonio dari University of Cambridge menyimpulkan bahwa rata-rata orang yang kelebihan berat badan akan kehilangan satu tahun dari harapan hidupnya. Sedangkan orang yang mengalami obesitas akan kehilangan sekitar 3 tahun dari harapan hidupnya.

Sebagian besar penelitian juga telah menunjukkan hubungan yang konsisten antara penambahan berat badan dan masalah kesehatan. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan secara online 16 Maret 2018, oleh European Heart Journal mengamati hampir 300.000 orang tanpa penyakit jantung yang diklasifikasikan sebagai berat badan normal, kelebihan berat badan, atau obesitas berdasarkan indeks massa tubuh (BMI). BMI mengukur status tubuh seseorang menggunakan tinggi dan berat badan mereka.

Setelah empat tahun, para peneliti menemukan korelasi langsung antara BMI yang lebih tinggi dan risiko lebih tinggi untuk serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi. Faktanya, risiko tersebut semakin meningkat jika seseorang mengalami penumpukan lemak di sekitar pinggangnya.

Misalnya, di antara pria yang awalnya memiliki lingkat pinggang 32 inci dan BMI antara 22 dan 23 (yang dianggap sehat), kemudian dalam 4 tahun lingkar pingganya bertambah lima inci, maka risiko penyakit jantungnya meningkat menjadi 16%.

Jadi, orang yang ‘gemuk tapi sehat’ mungkin bisa merasa kalau tubuhnya tidak memiliki masalah kesehatan saat ini, tapi hal yang sama belum tentu terjadi di masa mendatang. Yuk, jaga kesehatan tubuh kita selagi belum terlambat, ingat terus untuk menjaga pola makan yang teratur dan rutin berolahraga!

Baca juga: Ini Daftar Negara Paling Gemuk di Dunia

Referensi:

Healthline.com. Is There Such a Thing as ‘Healthy Obesity’?

Health.harvard.edu. Can you be overweight and still be fit?



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Copyright © 2020 TERDEPAN.ID

Ke Atas