Gaya Hidup

Apa Saja Sih Masalah Kulit pada Bayi Baru Lahir?


Kondisi kulit tidak hanya soal masalah kecantikan, melainkan lebih dari itu. Menurut dr. Mark Koh Jean Aan dari Paediatric Dermatology Service, KK Women’s and Children’s Hospital (KKH), kulit adalah organ terbesar dari tubuh dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan sistem organ yang lainnya.

Benar, Mums! Kulit merupakan pelindung paling krusial, untuk mencegah tubuh kehilangan banyak cairan dan mineral. Organ terluar dari manusia ini dapat melindungi tubuh dari infeksi sekaligus mencegah penyerapan zat-zat beracun yang ada di lingkungan sekitar. Kulit juga membantu regulasi panas tubuh.

Masalah Kulit pada Bayi Baru Lahir

Kondisi kulit bayi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu (panas dan dingin), jamur, bakteri, air liur, alergi, ataupun kontak yang terlalu lama dengan tisu basah. Beruntungnya, kebanyakan dari masalah kulit yang dialami bayi baru lahir hanya bersifat sementara dan akan menghilang seiring waktu. Namun pada beberapa kasus serius, penggunaan krim, minyak, steroid topikal, serta obat oral dapat membantu mengatasinya. Lalu, apa saja masalah kulit pada bayi baru lahir yang dapat mengganggu si Kecil?

Biang Keringat

Biang keringat, dikenal juga dengan miliaria, merupakan tipe ruam yang disebabkan oleh kelenjar keringat pada bayi belum berkembang secara sempurna, sehingga mudah tersumbat. Ini mudah sekali menyerang bayi yang tinggal di daerah yang panas dan lembap, seperti di Indonesia. “Alih-alih menguap, keringat akan terperangkap di bawah kulit, sehingga mengakibatkan peradangan dan ruam,” ujar dr. Koh.

Selain itu, masalah kulit ini juga bisa terjadi jika si Kecil sedang demam tinggi, menggunakan krim atau minyak yang dapat menutup kelenjar keringatnya, serta dipakaikan baju yang terlalu tebal, membuat gerah, dan tidak menyerap keringat.

Ciri-ciri biang keringat adalah berbentuk bintik-bintik berwarna kemerahan. Rata-rata akan terjadi di area tubuh yang sering berkeringat, seperti di leher, area yang tertutup popok, lipatan kulit, dan ketiak.

Baca juga: Waspada Penyakit Misterius Terkait Covid-19, Sindroma Inflamasi Multisistem pada Anak!

Cradle Cap

Cradle cap (dermatitis seboroik) kerap muncul di bulan pertama atau kedua si Kecil lahir, dan dapat terus dialami hingga usianya mencapai 4-6 bulan. Dokter Koh menjelaskan bahwa masalah kulit ini disebabkan pertumbuhan jamur atau ragi kulit normal secara berlebihan, akibat stimulasi hormon ibu saat bayi masih di dalam kandungan.

“Pada beberapa kasus, cradle cap bisa menjadi tanda awal dari dermatitis atopik atau eksem,” tambahnya. Selain itu, produksi minyak di kelenjar keringat maupun di folikel rambut yang abnormal juga bisa menjadi penyebabnya.

Tanda-tanda masalah kulit yang juga disebut dengan kerak kepala ini yaitu munculnya sisik putih hingga kekuningan pada kepala dan kulit terasa berminyak. Dapat juga disertai ruam pada bagian wajah, leher, belakang telinga, ketiak, hingga area selangkangan.

Jerawat Bayi

Jerawat bayi atau pink pimples adalah kondisi kulit yang umumnya hilang di minggu pertama hingga beberapa bulan setelah si Kecil lahir. Jerawat bayi dialami oleh 20% bayi. Ada yang menyimpulkan bahwa masalah yang juga dikenal dengan neonatal acne ini disebabkan bayi terekspos dengan hormon-hormon kehamilan selama di dalam kandungan dan tidak memerlukan perawatan khusus. Jerawat bayi berbeda dengan infantile acne karena tidak memiliki komedo hitam. Jerawat bayi memiliki gejala berupa titik-titik berwarna merah atau putih di wajah dan tubuh si Kecil.

Milia

Bintik-bintik putih di area hidung dan wajah si Kecil ternyata memiliki nama, yakni milia. Kondisi kulit ini disebabkan oleh kelenjar keringat yang tersumbat. Namun seiring waktu, ketika kelenjar keringat bayi berkembang dan terbuka, milia akan menghilang dengan sendirinya.

Ruam Popok

Ruam popok menganggu 35% bayi di awal-awal kehidupan. Puncak masalah kulit ini akan terjadi pada usia bayi 9-12 bulan. Tanda-tandanya berupa ruam atau dermatitis atopik di area yang tertutup popok, sehingga kulit akan tampak kemerahan dan lunak. Bayi yang mengalami ruam popok umumnya akan rewel dan menangis ketika bokongnya dibersihkan. Selain popok yang lama tidak diganti, kulit sensitif serta lecet bisa menjadi penyebab ruam popok.

Baca juga: Melatih Jam Tidur Bayi

Eksem

Eksem atau dermatitis atopik merupakan kondisi kulit paling umum yang kerap dialami oleh orang dewasa dan anak-anak, termasuk bayi. Meski membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, kondisi eksem pada kebanyakan anak akan membaik seiring mereka tumbuh besar. Jika ditangani dengan baik, tidak menutup kemungkinan orang-orang dengan eksem akan hidup sehat dan produktif.

Penyebab eksem hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi kulit ini adalah reaksi imun terhadap lingkungan sekitar serta dipengaruhi oleh genetik, alias turun-temurun dapat terjadi dalam keluarga. Faktor-faktor yang berkontribusi dapat memicu atau memperparah masalah eksem antara lain suhu udara yang tinggi, terekspos iritan dan allergen, infeksi virus, stres, dan keringat.

Tanda-tanda eksem berupa bercak-bercak merah serta kulit terasa kasar dan kering. Ini sering muncul pada bagian pipi, lipatan tangan dan kaki, serta perut. Sekilas eksem dan cradle cap kelihatan mirip. Namun, cradle cap tidak terlalu merah dan bersisik, serta hanya muncul di kulit kepala. Dalam waktu 8 bulan, biasanya cradle cap juga akan hilang.

Jaga Kulit Si Kecil Setiap Waktu!

Bayi baru lahir memang membutuhkan perawatan khusus, tidak terkecuali untuk kulitnya yang masih sangat lembut dan sensitif. Untuk menjaga kulit si Kecil dari ruam dan kondisi lainnya, Mums harus sangat telaten dan memperhatikan beberapa hal. Pertama, Mums sebaiknya memilih pakaian yang bahannya tidak terlalu tebal dan dapat menyerap keringat untuk si Kecil.

Kedua, Mums harus memperhatikan suhu air ketika memandikan si Kecil. Pasalnya, suhu air yang terlalu tinggi dapat menghilangkan minyak alami yang ada di kulit si Kecil. Suhu air yang ideal adalah sekitar 36-38°C dan waktu memandikan hanya sekitar 5-10 menit saja.

Ketiga, Mums perlu memilih produk yang cocok untuk kulit si Kecil. Diciptakan sejak tahun 1931, Sudocrem telah terbukti secara klinis mampu membantu melembutkan, melembapkan, dan melindungi kulit bayi. Sudah melalui tes dermatologis, produk ini dipastikan mengandung bahan-bahan yang bersifat hypoallergenic, sehingga baik untuk kulit bayi.

Sudocrem mengandung emolien, yang mampu melembutkan dan melembapkan kulit bayi, sekaligus sebagai bahan untuk melindungi kulit bayi dari kemerahan, mempertahankan kondisi kulit alami dan sehat, serta merupakan bahan bersifat menyejukkan, sehingga nyaman di kulit bayi. Produk yang satu ini juga bersifat anti-air, yang berguna membentuk lapisan pelindung untuk kulit si Kecil.

Sebelumnya, Sudocrem meluncurkan produk Sudocrem Baby Care Cream di tahun 2016. Produk yang terdiri dari 2 ukuran ini, yaitu 60 gram dan 125 gram, berguna untuk melembutkan, melembapkan, dan melindungi area kulit yang tertutup popok. Jadi, si Kecil dapat terbebas dari masalah ruam popok.

Dan demi menambah proteksi bagi kulit lembut si Kecil, Sudocrem meluncurkan varian produk terbarunya, yaitu Sudocrem Skin Care Cream, pada Desember 2019 lalu. Produk ini memiliki banyak sekali kegunaan, yakni untuk melembutkan, melembapkan, dan melindungi kulit bayi dari kemerahan, seperti ruam pipi, sekaligus melindungi dari gejala kemerahan pada biang keringat, gatal, gigitan nyamuk, serta luka minor.

Sudocrem Skin Care Cream berukuran 30 gram serta terdiri dari Aqua, Paraffinum liquidum, Zinc Oxide, Paraffin, Lanolin, Cera microcristalina, Sorbitan sesquioleate, Benzyl benzoate, Cera alba, Benzyl alcohol, Linalyl acetate, Propylene glycol, Benzyl cinnamate, Lavender oil, Citric acid, dan BHA.

Mum bisa mengoleskannya di area pipi, leher, lipatan tangan dan kaki, atau yang lainnya, tipis-tipis sesuai kebutuhan. Kulit si Kecil selalu terlindungi sepanjang waktu, deh! (AS)

Baca juga: Mums, Berikut 5 Jenis Vaksin yang Ditanggung oleh BPJS Kesehatan

Sumber

Singhealth: Treatment for Rash, Eczema & Other Baby Skin Conditions

WebMD: Your Newborn’s Skin and Rashes

WebMD: Does My Baby Have Eczema?

Mayoclinic: Diaper rash

Healthline: Baby Acne: Causes, Treatments, and More



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas