Gaya Hidup

Bertengkar dengan Suami saat Hamil, Berdampak pada Janin?


Pernikahan memang tak selamanya berbunga-bunga. Percekcokan bisa terjadi kapan saja, bahkan ketika Mums hamil. Tapi hati-hati, ada efek serius di balik pertengkaran pada perkembangan dan kesehatan janin di dalam kandungan.

Masalah yang Umumnya Menjadi Penyebab Pertengkaran

Sebuah penelitian longitudinal selama 8 tahun meneliti bagaimana kualitas hubungan pasangan dan kaitannya dengan kelahiran anak pertamanya. Hasil survei menunjukkan bahwa 70% pasangan mengalami penurunan kualitas dalam hubungan mereka setelah kelahiran seorang anak!

Ya, tak bisa dimungkiri banyak hal yang begitu sensitif dan berisiko menjadi penyebab pertengkaran. Jika ditelaah, ada beberapa isu yang umumnya diperdebatkan saat Mums hamil atau membuat suasana rumah tangga tegang, antara lain:

Sejak hamil, memang perlu diakui kalau prioritas menjadi berubah. Hal yang paling penting untuk Mums hanyalah tentang kehamilan dan calon buah hati. Inilah yang membuat hal lain termasuk suami, tidak lagi memiliki porsi yang sama. Mums mungkin juga merasa tidak punya cukup waktu untuk membicarakan hal lain. Sementara, suami berpendapat bahwa apa yang Mums lakukan terlalu berlebihan.

Masalah tentang perbedaan pandangan ini juga bisa merembet ke bidang lain, seperti pekerjaan suami. Di saat suami memiliki tuntutan pekerjaan dan terpaksa melewatkan janji penting seperti kunjungan ke dokter, terpiculah perkelahian dan sangat mungkin terulang bila tidak dibicarakan dengan kepala dingin.

Kompromi dalam pernikahan bukan hanya soal keuangan atau waktu. Kebutuhan biologis antara suami dan istri pun perlu dibicarakan dengan baik. Terutama di masa kehamilan,di saat Mums merasa tidak lagi menarik, namun tak begitu di mata Dads.

Kembali lagi, temukan jalan tengah untuk masalah ini dengan cara penyampaian yang baik. Dan jika kehamilan Mums sehat tanpa kendala, tak perlu merasa bersalah untuk menikmati sesi intim bersama suami. Karena secara ilmu medis, seks dipastikan tidak akan menyakiti janin, kok.

Isu sensitif lain yang kerap menjadi sumber pertengkaran suami istri adalah keuangan. Apalagi, pos pengeluaran saat hamil dan nantinya setelah memiliki anak, tak akan lagi sama seperti saat hanya berdua.

Bagaimana cara mengatasinya? Tak ada cara lain selain duduk bersama pasangan dan merencanakan bujet bersama. Tentukan pengeluaran apa yang pantas diprioritaskan dan mana yang dengan rela dikurangi demi kepentingan bersama. Selain itu, jujurlah kepada satu sama lain tentang pengeluaran, pendapatan, bahkan utang.

Memilih nama yang terbaik untuk si Kecil merupakan untaian doa dari orang tua. Tak heran, pemilihan nama terasa seperti tekanan yang begitu besar untuk pasangan orang tua. Belum lagi, adat istiadat atau masukan dari keluarga besar, kerap mewarnai proses pemilihan nama ini. Hati-hati, jika hal ini tidak dibicarakan dengan baik, bisa menjadi sumber pertengkaran yang panjang antara Mums dan suami.

Baca juga: Selalu Merasa Cemas, Lakukan 8 Cara Ini!

Efek Pertengkaran pada Janin

Apa yang Mums rasakan ketika bertengkar atau cekcok dengan suami? Rasa cemas, sedih, merasa tidak diperhatikan, dan beragam perasaan negatif itulah yang akhirnya memengaruhi janin, mulai dari perkembangan otak hingga kekebalan tubuhnya. Beberapa di antaranya adalah:

1. Menganggu Perkembangan Otak Janin

Selama si Kecil di dalam rahim, ia mengalami penyempurnaan otak dan sistem saraf yang rumit. Sayangnya, stres yang Mums rasakan ketika bertengkar dengan suami bisa mengintervensi proses penting ini.

Ini tidak hanya memengaruhi IQ bayi, tetapi juga kemampuannya mengelola emosi di kemudian hari. Bayi yang terkena stres tingkat tinggi selama kehamilan cenderung mengalami kecemasan dan memiliki amigdala yang lebih besar, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur respons terhadap rangsangan (stimulus) yang menakutkan.

2. Kelainan Bentuk Fisik

Pertengkaran yang sudah menjurus kepada kekerasan fisik dapat menyebabkan berat badan lahir rendah, cedera fisik, hingga perdarahan.

3. Pembentukan Sistem Kekebalan Tubuh Terganggu

Peningkatan stres selama atau setelah perkelahian, juga dapat menekan sistem kekebalan janin. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan si Kecil di masa depan.

Baca juga: 7 Mitos Menyusui yang Wajib Mums Ketahui!

4. Perkembangan Fisiologis dan Biologis Terganggu

Ketika marah, detak jantung dan tekanan darah otomatis meningkat. Begitu pula dengan adrenalin dan epinefrin, hormon yang berkontribusi terhadap meningkatnya ketegangan dan menyebabkan pembuluh darah mengerut.

Hal inilah yang menyebabkan pengurangan oksigen ke rahim, sehingga mengganggu suplai darah janin. Kondisi ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi), sakit kepala, dan masalah pencernaan pada Mums.

5. Memicu Depresi Pasca Persalinan

Kekerasan verbal yang dialami wanita selama hamil cenderung berpotensi lebih besar menyebabkan Mums menderita gangguan mental pasca bersalin, dibandingkan kekerasan fisik ataupun seksual.

Baca juga: Kondisi yang Umum Dialami di Trimester 3 & Cara Mengatasinya

Sumber:

First Cry. Fighting During Pregnancy.

NCBI. The Effect of the Transition to Parenthood on Relationship Quality

Mirror. Fathers Who Shout to Pregnant Partner.



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas