Ekonomi

Permintaan bahan pangan organik naik drastis saat pandemi COVID-19


Pontianak (ANTARA) – Permintaan akan bahan pangan organik selama masa pandemi COVID-19 meningkat hingga 70 persen seiring semakin pedulinya masyarakat akan kebutuhan bahan pangan yang aman dan sehat.

“Ada beberapa hal yang membuat kesadaran akan kebutuhan pangan yang aman terus meningkat,” kata Prof Ahmad Sulaeman dari Institut Pertanian Bogor (IPB) saat webinar yang digelar Asosiasi Bio-Agroinput Indonesia di Jakarta, Jumat sore.

Menurut dia, masyarakat memilih bahan pangan yang sifatnya organik karena aman. “Bahan pangan organik menggunakan empat prinsip penting yakni dari sisi kesehatan, ekologi, keadilan, kepedulian,” ujar dia.

 

Sementara Prof Agus Kardinan, Peneliti Utama di bidang Hama dan Penyakit Tanaman mengatakan, dalam beberapa kajian menunjukkan bahwa penggunaan bahan kimia yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Ia mengambil contoh, di Brebes, Jawa Tengah, ada hasil penelitian bahwa terjadi pembesaran tiroid hingga 97 persen di kalangan siswa sekolah dasar. Di Batu, Jawa Timur, juga ditemukan banyak kasus anak berkebutuhan khusus di sebuah kawasan pertanian.

Ketua Agro – Bioinput Indonesia Gunawan Sitio mengatakan, konsistensi terhadap kebijakan di sektor pertanian ikut mempengaruhi kondisi pertanian di Indonesia. “Misalnya petani diminta membuat pupuk mandiri, tetapi setelah itu apa,” ujar dia.

Ia juga menilai peneliti perlu memperhatikan apa yang diinginkan pasar, bukan karena ketertarikan di bidang tertentu. “Jadi apa yang dihasilkan petani di Indonesia, sesuai dengan apa yang diinginkan pasar,” ujar Gunawan.

Rusli Siswandi, praktisi pertanian organik mengaku kesulitan memenuhi permintaan pasar terutama sejak pandemi COVID-19. “Keterbatasan produksi sementara permintaan tinggi,” ujar dia.

Ia memperkirakan hingga kini bahan pangan organik baru memenuhi 15 persen kebutuhan pangan di Indonesia. “Ada peluang 85 persen yang bisa diisi oleh bahan pangan organik di Indonesia, ini peluang besar,” ujar Rusli Siswandi yang menggandeng kelompok tani dalam mengembangkan pertanian organik.

Webinar tersebut diikuti oleh 330 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia, baik kalangan praktisi, akademisi, mahasiswa maupun pemerintahan dan lainnya.

 





Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas