Ekonomi

Ringkak Condong, padi lokal untuk kebutuhan industri mie


Pontianak (ANTARA) – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Provinsi Kalbar mengembangkan varietas padi lokal, Ringkak Condong asal Pemangkat, Kabupaten Sambas sebagai upaya memenuhi kebutuhan industri mie daerah tersebut.

“Varietas Ringkak Condong sangat cocok dan paling diminati oleh industri mie di Kalbar karena kualitas dan rasa sangat pas. Untuk itu pengembangan dalam rangka pemenuhan terus dilakukan baik dari bantuan pemerintah dan juga dorongan pengembangan swadaya kepada masyarakat,” ujar Kadistan TPH Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Sabtu.

Ia menyebutkan bahwa kebutuhan beras dari padi Ringkak Condong untuk industri mie di Kota Singkawang saja sebanyak 3 – 4 ton dalam per hari.

“Nah, dalam sebulan lebih dari 100 ton harus dipenuhi beras untuk mie tersebut. Itu baru Kota Singakwang saja yang berbatasan dengan Kabupaten Sambas. Belum lagi di daerah lainnya,” kata dia.

Untuk daerah pengembangan di Sambas sendiri ia mencontohkan seperti di Desa Salatiga, Kabupaten Sambas. Pihaknya yang melakukan pemantauan di lapangan melihat langsung tingkat kesuburan padi lokal tersebut dan diprediksikan produktivitasnya mencapai 4-5 ton per hektare.

“Potensi lahan pertanian padi di Desa Salatiga ini ada 3.244 hektare. Dari luas lahan yang ada tersebut sekitar 50 hektare nya sudah mengembangkan padi Ringkak Cundong tersebut,” katanya.

Ia berharap di desa tersebut bisa menjadi contoh daerah lainya dalam pemenuhan beras untuk industri mie di Kalbar sehingga ketersediaannya selalu terjaga.

“Ke depan produktivitas padi ini terus kita maksimalkan. Pengembangannya juga kita tingkatkan sehingga kebutuhan yang ada dan dipastikan meningkat setiap tahunnya bisa terpenuhi oleh petani di Sambas ini,” katanya.

Salah satu industri pengolahan mie putih yang cukup terkenal di Kota Singkawang yakni dengan merek dagang Mie Putih Asli. Letaknya di Pasar Turi, kawasan Kota Singkawang. Saat ini produksi Mie Putih Asli mencapai 400 kilogram per hari. Pada momen tertentu, produksinya bisa meningkat hampir dua kali lipat menjadi 700 kilogram per hari.

Akiang, salah seorang pekerja di Mie Putih Asli menyebutkan bahwa untuk pasar mie putih tersebut tersebar di 14 kabupaten dan kota di Kalbar. Sejumlah distributor atau agen yang langsung sendiri mengambil hasil produksinya.

Ia menyebutkan untuk bahan baku pihaknya membutuhkan beras dengan jenis tertentu yakni Ringkak Condong. Sebagian besar menurutnya dipasok dari Kabupaten Sambas yang merupakan tetangga dari Kota Singkawang.

“Untuk mie putih membutuhkan beras khusus agar hasilnya baik seperti tahan lama dan tidak lengket. Beras yang cocok di antaranya dari Kabupaten Sambas seperti jenis Ringkak Condong dan lainnya,” ungkap Akiang.





Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas