Gaya Hidup

Si Kecil Muntah-Muntah Tanpa Demam? Tetap Tenang, Ini Penjelasannya


Jangankan muntah, si Kecil cedera kecil saja membuat khawatir ya, Mums. Namun, Mums perlu tetap tenang ketika menghadapi si Kecil yang tiba-tiba muntah tanpa gejala demam. Bocoran sedikit: tak semua muntah adalah gejala dari penyakit serius, kok. Ingin tahu lebih banyak? Berikut penjelasannya.

Penyebab si Kecil Muntah Tiba-tiba

Muntah memang terasa dan terlihat mengerikan, bahkan bagi kita orang dewasa. Pasalnya, ketika muntah terasa seperti ada dorongan kuat dari dalam perut dan melewati kerongkongan. Hal tersebut terjadi karena otot-otot di sekitar perut mendapat sinyal dari otak untuk meremas perut dan memaksa isi perut untuk keluar. Namun, berbahayakah itu?

Kabar baiknya, ternyata tidak, kok. Muntah bisa terjadi sewaktu-waktu pada siapa pun, termasuk bayi baru lahir, bayi, hingga balita. Bahkan, sebenarnya ada beberapa penyakit umum yang dapat menyebabkan muntah tanpa diikuti gejala demam atau gejala lainnya, yaitu:

1. Gastroenteritis

Kondisi ini juga populer dikenal sebagai flu perut, yang merupakan peradangan pada saluran pencernaan. Bukan hanya menyebabkan muntah, gastroenteritis juga bisa membuat si Kecil diare, muntah dan diare (muntaber), serta bisa pula disertai dengan demam dan kram perut.

Penyebaran gastroenteritis sangat mudah dan cepat, yaitu melalui kontak (Si Kecil memegang benda yang terpapar virus, lalu masuk ke dalam tubuh saat ia menyentuh mulut atau hidung sebelum mencuci tangan dengan). Si Kecil juga bisa tertular saat memakan makanan yang terpapar virus.

Terdengar serius, namun syukurlah gastroenteritis tak perlu terlalu Mums khawatirkan. Karena penyakit ini umumnya dapat pulih dengan sendirinya dalam hitungan 1-3 hari. Yang perlu Mums waspadai adalah efek dari gastroenteritis ini, yaitu dehidrasi karena si Kecil kehilangan banyak elektrolit saat muntah-muntah.

Gejala dehidrasi yang perlu Mums perhatikan adalah:

  • Mulut, kulit, dan mata kering.
  • Selalu terlihat mengantuk.
  • Tidak buang air kecil dalam kurun waktu 8-12 jam.
  • Menangis namun terlihat lemah.
  • Tidak mengeluarkan air mata saat menangis.
  • Detak jantung lebih cepat.

2. Keracunan Makanan

Bakteri yang bersembunyi di dalam makanan juga bisa membuat si Kecil muntah-muntah mendadak. Bakteri yang umumnya menyebabkannya adalah Salmonella, Listeria, Campylobacter, dan E. coli. Bakteri-bakteri tersebut “menumpang hidup” di dalam makanan yang kurang matang atau tidak disimpan dengan baik. Contohnya daging sapi, daging unggas, telur, kerang, dan sayuran yang tidak dicuci/kurang bersih, seperti selada air dan mentimun.

Pada kondisi ini, si Kecil biasanya akan mulai muntah paling cepat 30 menit, hingga 2 hari setelah memakan makanan yang terkontaminasi. Selain muntah, gejala yang ditunjukkan saat keracunan makanan adalah mual, diare hingga diare sangat cair tanpa ampas, sakit kepala, sakit perut seperti melilit, badan lemas, dan terkadang juga diikuti demam. Gejala ini dapat berlangsung dalam hitungan jam bahkan beberapa hari.

Baca juga: Jangan Dilakukan, Ini Bahaya Mencabut Rambut Hidung!

Pertolongan Pertama saat si Kecil Muntah-muntah

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, muntah-muntah tanpa demam tak selalu berarti penyakit serius. Mums bisa merawat si Kecil terlebih dulu di rumah, asalkan cepat.

Pasalnya, anak-anak sangat mudah dan cepat dehidrasi dibanding orang dewasa karena fisiknya yang masih kecil. Inilah mengapa perlu segera mungkin melakukan beberapa hal agar ia tidak telanjur dehidrasi. Yang bisa Mums lakukan adalah:

  • Beri si Kecil asupan cairan yang mudah ia cerna saat ini, seperti air putih, jus buah, atau makanan berkuah. Berikan cairan sedikit demi sedikit namun sangat sering.
  • Akan sangat baik bila Mums bisa segera memberikannya cairan elektrolit atau oralit, Elektrolit merupakan mineral-mineral yang diperlukan organ vital dan sistem metabolisme tubuh untuk bisa berfungsi dengan baik.
  • Hindari memberikannya susu.
  • Tunda dulu sejenak memberikannya makan. Tunggu hingga kondisi perutnya pulih.
  • Ketika si Kecil merasa siap untuk makan secara perlahan, mulailah dengan memberikannya makanan yang hambar, tidak berlemak, seperti biskuit, sereal tanpa susu, roti tawar, atau nasi.
  • Perbanyak istirahat.
  • Hindari memberikannya obat untuk menghentikan muntah atau diare, karena keduanya merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun dari tubuh. Pemberian obat antidiare dan antimuntah justru hanya akan memperlama gejala ini dan berisiko menimbulkan efek samping yang serius. Pemberian obat hanya boleh berdasarkan pemeriksaan dokter.
Baca juga: Kenapa Anak Tetap Demam Setelah Diberi Paracetamol?

Lalu, bergegaslah untuk membawa si Kecil ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan jika si Kecil berada dalam kondisi ini:

  • Berusia kurang dari 5 tahun.
  • Muntah-muntah lebih dari 12 jam.
  • Muntah atau diare berdarah.
  • Pandangan kabur.
  • Diare dan demam lebih dari 38℃.
  • Nyeri perut yang tak hilang, bahkan setelah buang air besar.
  • Kesulitan bernapas.
  • Memiliki penyakit penyerta seperti gangguan ginjal.
Baca juga: Krim Popok atau Petroleum Jelly yang Lebih Efektif Atasi Ruam Popok?

Sumber:

Healthline. Vomiting Without Fever.

Web MD. Throwing Up Without Fever.

Kids Health. Vomit.



Sumber

Klik untuk berkomentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Ke Atas